Selamat Datang

Assalamu'alaikum wrwb.
Segala puji hanya milik Robb semesta alam, kebenaran yang mutlak hanyalah yang bersumber dari Kitabulloh dan SunahRosululloh SAW.
Ikhwah fillah , Islam memilki hitungan tahun sendiri, Islam pun memiliki hitungan bulan, dan Islam juga mempunyai hitungan hari sendiri...Tapi apakah kita tahu ternyata Islampun mempunyai hitungan jam tersendiri....Bagaimana dan Seperti apa ..?? silahkan menikmati yang dapat saya persembahkan ini.....semoga bermanfaat.
Jazakumulloh khoiron katsiir atas kunjungannya.
Wassalamu'alaikum wrwb.

Selasa, 14 Desember 2010

APAKAH JAM HIJRIYAH ITU?

BAGAIMANA CARA MENETAPKAN SISTEM TATA-WAKTU ISLAM MENGGUNAKAN JAM HIJRIYAH/ISLAMIC CLOCK/SOLAR TIME?

APAKAH JAM HIJRIYAH  ITU?

Jam Hijriyah  merupakan Jam Matahari (Solar Clock Time), yakni suatu alat mekanik elektronis yang mewakili dan menjelaskan posisi matahari dalam gerak semu mengelilingi bumi dari timur ke barat dengan jarum jam sebagai tonggak petunjuk yang bergerak (khronometer).
Jam Hijriyah  merupakan wujud mekanik (simulasi mekanis) dari kronologi (sistem tata-waktu) Islam yang menetapkan saat terbenam matahari sebagai pangkal atau awal hari (jam 00.00.00).
Sejarahnya:
Jam Matahari Purba –yang sudah digunakan manusia sejak ribuan tahun di Mesir kuno dan hanya menggunakan tonggak penunjuk dan angka-angka– juga digunakan orang-orang muslim awal sebagai patokan dalam penentuan waktu-waktu ibadah mahdhah. Namun baru sebatas digunakan pada siang hari karena ketergantungannya pada sinar matahari langsung.

APA PERBEDAAN ANTARA JAM HIJRIYAH  DENGAN JAM STANDAR MASEHI (JAM BIASA)?

Ada 2 (dua) perbedaan prinsip yang sangat signifikan antara Jam Hijriyah  dengan Jam Masehi yaitu:
  1. Angka 12 (dua belas) pada Jam Hijriyah  berada di bawah, bukan di atas seperti pada Jam Masehi.
  2. Arah putar jarum Jam Hijriyah  berlawanan dengan arah putar jarum Jam Masehi. Biasanya arah putar Jam Masehi disebut Clockwise, dan arah putar Jam Hijriyah  disebut Counter Clockwise.
Tidak ada perbedaan prinsip lain yang pokok selain kedua perbedaan di atas. Kalau toh ada hanyalah sebagai variasi misalnya penulisan angka dengan menggunakan angka Hindi (atau angka Arab dalam bahasa kita).

Skema Jam Standar Masehi dan Jam Hijriyah


MENGAPA ANGKA 12 PADA JAM HIJRIYAH  BERADA DI BAWAH?

Pangkal hari atau awal hari (jam 00.00.00) menurut ajaran Islam adalah saat tenggelamnya matahari, bukan tengah malam sebagaimana menurut waktu Masehi (Jam Biasa). Di saat matahari tenggelam di arah barat itulah sebenarnya awal waktu umat Islam bagi hari tertentu. Sehingga apabila suatu sore jarum Jam Hijriyah  menunjukkan angka 12 (jam 00.00.00) yang berada di bawah, berarti menjelaskan posisi matahari yang sedang tenggelam ke bawah yang mengawali hari tertentu. Begitu pula kemudian 12 jam setelah itu, pada saat matahari terbit (jam 12.00), posisi matahari juga berada di bawah (arah timur) kemudian naik sedikit demi sedikit sampai puncaknya di titik kulminasi 6 (enam) jam kemudian (jam 06.00 siang atau 18.00) kemudian turun kembali menuju tenggelamnya, dst. Jadi jelasnya, posisi jarum Jam Hijriyah  merupakan petunjuk (simulasi) posisi matahari pada saat itu.

Contohnya:
Jarum pendek Jam Hijriyah  menunjukkan angka Arab 11 dan jarum panjang pada angka Arab 12 pada suatu sore, berarti posisi matahari pada saat itu 1 (satu) jam menjelang tenggelamnya (jam 00.00.00). Begitu pula misalnya pada suatu pagi menjelang siang, jarum pendek Jam Hijriyah  menunjukkan angka Arab di antara 2 (dua) dan 3 (tiga) dan jarum panjang pada angka Arab 6 (enam), berarti posisi matahari pada saat itu 2 ½ (dua setengah) jam setelah terbitnya, dst.
Skema jam Hijriyah

MENGAPA ARAH PUTAR JARUM JAM HIJRIYAH  BERLAWANAN DENGAN ARAH PUTAR JAM MASEHI (JAM BIASA)?
Sesuai dengan fithrah Allah dan sunnatullah, setiap benda yang berputar di alam raya kauniyah ini, berputar menyerupai arah perputaran ibadah Thawaf di Ka’bah (pusat putaran berada di sebelah kiri subyek yang berputar mengelilinginya). Sehingga arah putar jarum pada Jam Hijriyah  juga dibuat sesuai dengan ketetapan Allah (sunnatullah), yaitu seperti perputaran ibadah Thawaf tersebut.
Berbagai perputaran di alam yang menyerupai perputaran Thawaf tersebut antara lain:
-          Arah perputaran planet-planet mengelilingi matahari dan bulan atau satelit satelit alam mengelilingi planet-palnet (makrokosmos).
-          Arah perputaran elektron mengelilingi inti atom (mikrokosmos).
-          Arah putar pesawat luar angkasa atau roket saat keluar dan masuk atmosfir bumi.
-          Arah medan magnet dalam Hukum Faraday
-          Arah putaran dalam olahraga lari, balap sepeda, tonk stan, dsb.
-          Arah busur derajat, kuadran, dsb

Skema perputaran sesuai Thawaf


BAGAIMANA CARA MUDAH  (KIAT-KIAT) MEMAHAMI JAM HIJRIYAH?
Pada disain Jam Hijriyah , sengaja tetap kami sertakan angka-angka Romawi sesuai letaknya seperti pada Jam Masehi. Sehingga dalam satu alat tersebut sebenarnya terdapat 2 (dua) sistem jam/waktu yaitu Jam Hijriyah  dan Jam Masehi. Hal ini untuk memudahkan kita mengkonvesi langsung antara waktu Jam Hijriyah  dan Jam Masehi yang mempunyai selisih tepat 6 (enam) jam.
KIAT MUDAH MENGKONVERSI KE JAM MASEHI: Misalnya kita ingin tahu jam berapa saat tertentu menurut waktu Masehi pada Jam Hijriyah , maka kita harus melihat jarum pendek menunjukkan angka Romawi tertentu sedangkan jarum panjang kita anggap menunjuk ke angka Arab sebagai keterangan kelebihan atau kekurangan menitnya.
Contoh:
Jarum pendek Jam Hijriyah  menunjukkan angka Romawi 7 (tujuh) lebih sedikit dan jarum panjang menunjukkan angka Romawi 9 (sembilan), berarti itu menunjukkan jam 07.15 menurut Masehi, karena angka Romawi 9 (sembilan) di mana posisi jarum panjang berada berimpitan dengan angka Arab 3 (tiga) yang berarti lebih 15 menit. (Ingat: Angka 12 berada di bawah dan putaran berlawanan arah dengan Jam Masehi).

APA MANFAAT JAM HIJRIYAH?

  1. Jam Hijriyah , karena menggunakan sistem perputaran semu matahari mengelilingi bumi, menjadi sangat signifikan bagi umat Islam di seluruh dunia karena berhubungan erat dengan penetapan waktu-waktu ibadah mahdhah yang berpatokan pada posisi matahari di suatu tempat di muka bumi. Misalnya: Puasa diawali dari fajar sebelum terbit matahari, waktu shalat Dhuhur adalah saat lewat tengah hari, shalat Ashar setelah tergelincir matahari, buka puasa tepat saat tenggelam matahari, shalat maghrib setelah tenggelam matahari, dsb. Dengan melihat jarum jam pada Jam Hijriyah, kita bisa menerka kira-kira posisi matahari pada saat itu.
  2. Karena hari menurut Islam diawali pada saat tenggelam matahari, maka terdapat selisih 6 (enam) jam dengan penetapan hari menurut Masehi yang diawali pada saat tengah malam. Konsekuensinya akan terjadi perbedaan yang signifikan dalam menetapkan hari dalam sepekan (Senin sampai Ahad/Minggu) antara kalender Hijriyah  dan kalender Masehi. Selama ini, karena tidak hati-hati sering terjadi kerancuan dalam penetapan hari oleh umat Islam antara Hijriyah  dan Masehi, misalnya saat menentukan aqiqah hari ke-7 seorang anak, saat menentukan 40 hari, 100 hari atau 1000 hari seseorang yang telah meninggal, dsb. Misalnya seorang anak lahir pada hari Kamis jam 08.00 malam atau jam 20.00 menurut waktu Masehi, maka menurut waktu Hijriyah anak tersebut lahir pada hari Jum’at jam 02.00 (karena baru 2 jam setelah matahari tenggelam). Yang sering terjadi selama ini anak tersebut dianggap lahir hari Jum’at jam 08.00 malam atau 20.00 padahal ia baru lahir 2 (dua) jam yang lalu dan jam 08.00 malam atau 20.00 tersebut belum masuk hari Jum’at menurut Masehi.

MENGAPA JAM HIJRIYAH  PERLU DIBUDAYAKAN BAGI UMAT ISLAM?

Dengan menggunakan Jam Hijriyah , Insya Allah kita akan selalu mengingat bahwa Islam mempunyai aturan perhitungan waktu tersendiri yang sangat erat hubungannya dengan berbagai waktu ibadah umat Islam misalnya shalat fardhu, sahur dan buka puasa, penentuan aqiqah seorang anak, dsb. Hal ini berbeda dengan perhitungan waktu Masehi yang tidak ada kaitan langsung dengan waktu-waktu ibadah umat Islam.

Tabel perbandingan sistem tata-waktu Masehi dan Hijriyah

TAHUN MASEHI
TAHUN HIJRIYAH
Kelahiran Isa Al masih Hijrah Nabi SAW
BULAN MASEHI
BULAN HIJRIYAH
Januari Februari Muharram Syafar
Maret April Rabiul Ula Rabiuts Tsani
Mei Juni Jumadil Ula Jumadits Tsani
Juli Agustus Rajab Sya’ban
September Oktober Ramadhan Syawal
Nopember Desember Dzulqa’dah Dzulhijjah
HARI MASEHI
HARI ISLAM
Minggu Senin Ahad Senin
Selasa Rabu Selasa Rabu
Kamis Jum’at Kamis Jum’at
Sabtu
Sabtu
PERGANTIAN HARI:
PERGANTIAN HARI:
TENGAH MALAM
TENGGELAM MATAHARI
?
Pergantian Hari menurut Kalender Masehi
Setiap bulan ada hilal sebagai isyarat datangnya bulan baru
Pergantian Hari menurut Kalender Islam

Rabu, 08 Desember 2010

Dukung “Mecca Mean Time”, Yuk!!!


Bila selama ini Umat Islam memiliki kalender Hijriyah, mengapa tidak bila juga memiliki standar waktu duni?
Waktu bagi umat Islam adalah ibadah. Hari, tanggal, bulan dan tahun dalam Islam memiliki standar yang digunakan dalam semua kegiatan beribadah. Saya sangat senang tatkala Arab Saudi mencanangkan menjadikan Mekkah sebagai waktu dunia (MMT/Mecca Mean Time) menggantikan atau paling tidak menjadi alternatif bagi GMT (Greenwich Mean Time) yang telah ada sejak 1884.
Bila anda lihat dalam peta dunia Ka’bah di masjidil Haram itu posisinya berada di tengah-tengah bumi dilihat dari kutub utara maupun dari kutub selatan.
Menurut ulama  Yusuf Qardawi, Mekkah lebih tepat ditetapkan menjadi
poros bumi. Ulama Mesir ini menegaskan
bahwa Mekka adalah meridian utama dan menjadi “titik keselarasan
magnetis sempurna”. Data ini dikuatkan oleh beberapa temuan ilmuwan Arab seperti Abdul
Basyit dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan bahwa tidak
ada gaya magnet di Mekkah.
Pencanangan ini kemudian diperkuat dengan dibuatkannya menara jam Mekah “the Royal Mecca Clock Tower” di depan Masjidil Haram. Menara Jam Mekkah ini sedang dalam proses pembangunan. Hanya saja Jam Mekkah telah mulai berdetak sejak 1 Ramadhan 1431 H. kemarin. Menara Jam Mekkah ini mengalahkan Big Ben di London. Big Ben tingginya cuma 94,8 meter dengan lebar 6,9 meter. Sedangkan Menara ini tingginya 600 meter dan akan menjadi bangunan tertinggi kedua di dunia.
Menurut time.com keunikan Menara Jam Mekah adalah setiap datang waktu salat, 21
ribu lampu hijau dan putih akan berpendar-pendar mengingatkan kaum muslimin untuk salat. Lampu ini bisa dilihat dari
jarak 18 mil.
Salah seorang Kompasioner Handaka mempertanyakan mengapa harus mendukung MMT ini dalam tulisannya di Jika Mekkah Menggantikan Waktu Greenwich. Bagi saya tidak ada salahnya, toh ini sebuah usulan. Umat Islam sedunia yang berjumlah 1,5 milyar yang pertama akan merasakannya. Ide seperti ini sama seperti Bank Syari’ah (Islamic Bank) yang pada awalnya dipertanyakan, namun kemudian karena dirasakan manfaatnya bukan saja oleh umat Islam tapi juga non-muslim, akhirnya beberapa bank konvensional menerapkannya. bukan saja bank di Indonesia bahkan bank-bank di dunia juga memiliki unit Islamic Bank-nya.
Jadi, apakah Anda mendukung Mekkah dijadikan sebagai standar waktu dunia, silahkan gabung di Facebook Dukung Mekkah Untuk Mecca Mean Time. 

Kabah Universal Time-KUT, Gagasan Melestarikan Peradaban Nabi Ibrahim

Oleh Safril & M. Muntasir Alwy, peneliti Islam dan Sosial
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Artinya seluruh dimensi ruang dan waktu memiliki nilai yang sakral karena seluruh makhluk selalu bertasbih dan beribadah hanya kepada Allah SWT. Inilah salah satu kunci utama ajaran Islam yang diyakini merupakan ajaran final yang lengkap dan paripurna (syamil). Pertanyaannya adalah “apakah dalam seluruh dimensi ruang dan waktu dalam Islam yang bernilai sakral tersebut tidak ada sistem tata-waktunya sehingga lahir ide sistem tata-waktu hasil olah nalar manusia sebagaimana sistem tata-waktu Cina, Jepang, Hindu, Persia, maupun Masehi (GMT)? Mengapa sistem tata waktu Hijriyah yang merupakan almanak resmi umat Islam ‘tenggelam’ digantikan dengan sistem tata waktu yang lain dan kalau berlaku hanya menjadi salah satu sumber kontroversi perbedaan? Di mana sebenarnya patokan utama penetapan sistem Hijriyah saat ini? Masih banyak pertanyaan lain yang perlu segera mendapat rumusan jawaban sehingga umat Islam tidak lagi terjebak dalam labirin kebingungan massal.
Secara umum, argumentasi “kebenaran” konsepsi-konsepsi yang saat ini berkembang di masyarakat muslim dunia bersifat ilutif (konseptual) dan tidak aktual (realisme). Padahal, Ka'bah sudah berfungsi sebagai arah kiblat dan tempat thawaf dapat dipastikan bahwa Ka'bah juga merupakan sebagai benchmark dalam teks ayat "qiyaman linnas". Jika sebuah ide atau tesis lahir dari realita yang ada (Ka'bah), maka tesis tersebut bukan hasil olah nalar manusia melainkan hasil olah kesadaran (fitrah) dari realita yang ada sehingga konsepsi tersebut argumentasinya bersifat aktual (realistis).
Dari tesis itulah, penulis melihat  buku“Ka’bah Universal Time (KUT); Reinventing the Missing Islamic Time System”karya Dr Bambang Eko Budiyono berangkat untuk mengangkat realitas yang ada dan berupaya membangun dasar pemikiran tentang urgensi Ka’bah sebagai patokan waktu. Ka'bah sebagai benchmark --dalam konteks Makkah Mean Time (MMT)-- dibangun oleh Nabi Ibrahim AS bersama putranya Ismail AS telah terbukti secara empiris sebagai poros bumi atau pusat magnetik bumi. Ruang atau tempat Ka'bah tersebut dibangun atas kehendak Allah SWT yang merupakan titik episentrum dari Baitul Makmur (tempat thawaf para malaikat ke Baitullah (tempat thawaf umat manusia).
Selama ini, umat Islam sebenarnya telah memiliki sistem tata-waktu sendiri yakni sistem almanak qomariyah-syamsiyah (lunar and solar system). Bagi ummat Islam, sistem almanak qomariyah-syamsiyah mengatur antara lain mengenai jumlah hari dalam setahun, jumlah 12 bulan dalam setahun dan satu pekan (week) yang terdiri atas 7 hari yang semuanya bukan karya manusia atau hasil rekayasa hasil perhitungan matematis-astronomis melainkan ketetapan Allah Yang Maha Memiliki Ilmu yang dapat pula ditemukan dalam Al Qur'an. Umat Islam di seluruh dunia mengakui keabsahan dan ketetapan (validity and applicability) sistem almanak syamsiyah yang membagi hari dalam setahun sebanyak 365 hari. Alasan kuatnya adalah dalil non-nalar karena terdapat 365 kata yaum (hari) dalam Al Qur'an.
Terkait dengan menara Abraj Al Bait atau "Mecca Royal Clock Hotel Tower" yang diresmikan beberapa waktu lalu juga bermaksud menjadikan waktu Mekah Makkah Mean Time (MMT) seperti halnya Greenwich Mean Time (GMT). Demikian menurut Muhammad Al-Arkubi, General Manager Hotel tersebut dalam jumpa pers di Dubai.
Proyek Abraj Al Bait ini harus diakui merupakan kelanjutan dari konferensi internasional dua tahun sebelumnya, tepatnya 19 April 2008 di Doha, Qatar yang bertema “Mecca the Center of the Earth, Theory and Practice”. Sheikh Yusuf Qardawi, salah satu ulama terkenal dan bertindak selaku ketua penyelenggara sekaligus pembicara dalam konferensi tersebut menegaskan bahwa ilmu sains modern sekurangnya telah memiliki bukti bahwa Mekkah merupakan pusat bumi yang sebenarnya. Salah satu butir hasil konferensi tersebut adalah keputusan untuk merekomendasikan bahwa kota Mekkah harus dijadikan patokan waktu bagi umat Islam sebagaimana saat ini kota Greenwich menjadi patokan waktu GMT.
Buku Ka'bah Universal Time (KUT) dapat melengkapi literatur khasanah yang dapat digunakan untuk mendukung Makkah Mean Time (MMT). Tidak hanya itu, buku yang terdiri atas empat bab ini juga membahas lebih luas tentang masalah-masalah yang terkait dengan sistem tata waktu dalam Islam. Pada Bab I membahas tentang awal munculnya gagasan KUT. Pada Bab II dijelaskan mengenai konsepsi KUT, paradigma keterkecohan dan kembali kepada Kitabullah. Bab III membahas awal hari bagi umat Islam meliputi sistem almanak Masehi dan sistem almanak Hijriyah, mu’jizat Falaqiyah dan Imsyakiyah di balik peristiwa Hijrah, lalu pada Bab IV dijelaskan soal penampakan hilal terbaik dan penetapan awal hari atau awal bulan dalam sistem Hijriyah. Semuanya diulas ‘bukan hanya’ berdasarkan ‘hasil intepretasi’ atas dalil naqli Al Qur’an dan Hadits, namun juga berdasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan (sains) yang terkait.
Buku KUT  jelas perlu dimiliki dan dibaca oleh para pemerhati, pengamat, dan seluruh stakeholders yang terlibat dengan masalah penetapan waktu-waktu penting dalam Islam misalnya awal Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, tahun baru Islam, dan sebagainya yang selama ini sering menjadi sumber perbedaan di kalangan umat Islam.
***
Time System yang belaku sekarang menggunakan Kalender Gregorian yang pupoler disebut kalender Masehi dengan pola peredaran bumi mengelilingi matahari.
Sebenarnya Islam telah memiliki time system sendiri yang merupakan gabungan pola Qamariyah dan syamsiah yang lebih dikenal dengan sistim kalender Hijriah.
Orang Jawa sebenarnya sudah memiliki sistem kalender Jawa yang memiliki pola yang sama dengan sistim kalender Islam. Dan Sultan Agung Hanyakrakesuma menggabungkan sistem kalender Islam dengan sistim kalender Jawa. Sungguh amat disayangkan bahwa *kekayaan* ini banyak dilupakan orang (Jawa - Islam). Sehingga tidak banyak lagi *warga negara* mengetahui tentang system waktu Jawa-Islam.
Dalam kalender Gregorian (Masehi), membagi waktu dunia menjadi dua bagian dengan menetapkan garis tanggal international 0* pada Greenwich dan 180* pada selat Bosporus (antara Rusia Canada). Penggantian Tanggal harian ditetapkan pada jam 00:00 pada Meridian 180*.
Penetapan garis tanggal International diprakarsai oleh Stanford Fleming (Canada) dan Charles F Down (Amerika) pada tahun 1883 dan disyahkan sebagai sistim tata waktu international dalam suatu konvensi pada tahun 1885. Maka sejak saat itu dunia *terbelah dua* dengan latitude 0* ~ +180* sebagai Bujur Timur dan 0* ~ -180* sebagai Bujur Barat. Maka sejak itu kita mengenal negara-negara Barat dan Negara-negara Timur.
Dalam proyeksi perjalanan matahari dari Timur ke Barat, maka negara negara yang berada pada merian 0* ~ +180* akan mendahului 1 hari dibandingkan dengan negara-negara Barat yang ada pada meridian 0* ~ -180*. Lalu apa akibatnya ?
Ka'bah yang terletak pada meridian +40* BT dan Indonesia yang terbentang dari meridian +94* ~ +141* BT (bujur Timur) memiliki selisih waktu 4 ~ 6 Jam (15* meridan per jam). Dimana Indonesia (Jakarta) mendahului 4 jam lebih awal dibandingkankan waktu di Ka'bah (Mekkah). Sehingga (misalnya) kita melakukan Shalat Ied pada pagi hari jam 7:00 maka Umat muslim di Mekkah masih melakukan Takbir atau masih ada yang terlelap tidur (jam 3:00 dinihari.) Jika mengacu pada QS Al Imran ayat 96:
"Inna Awwala baitin wudi'a linnasi lallazina bibakkata mubarakhan wahudan lil 'alamnin".
{sesungguhnya rumah mula-mula dibangun untuk (tempat ibadat) manusia, ialah Baitullah yang ada di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua umat manusia).
Dan bilamana surat diatas kita gandeng dengan Surat Al Hujurat ayat 1 (QS 49:1) :
"Ya ayyuhal ladzina aamanu tuqqadimu baina yadayillahi wa rasuullihi wattaqullaha innallaha sami'un 'aliim."
(Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan rasul-Nya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan mengetahui).
maka secara jelas bahwa umat muslim yang berada disebelah timur Mekkah (meridian > 40* BT ~ 180* BT) MENDAHULUI melakukan ibadah Maddah dan bertentangan dengan sunnah Rasul.
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir , Ibnu Abu Dunya meriwayatkan pada kitab Al Adhahi, dimana Rasullulah membatalkan ibadah penyembelihan hewan Qurban karena mereka melakukan penyembelihan hewan Qurban sebelum Rasulullah melakukanya. Dan memerintahkan mereka mengulangi penyembelihan Hewan Qurban setelah beliau melakukan penyembelihan. Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Tabhrani dalam kitab Al Ausath.
Jelasnya kita bisa terkecoh, manakala Kalender Gregorian (Masehi) sebagai petunjuk tanda waku ibadah Maddah karena kita akan selalu mendahului menjalankan shalat sebelum Shalat yang sama dilakukan di Baitullah Mekah pada hari yang sama.
KUT tidak membagi tanggal international menjadi menjadi dua bagian (timur dan Barat). Tetapi dengan menggeser Garis waktu penggantian tanggal 180* meridian ke 40* BT. dan ditetapkan sebagai 0* meridian Ka'bah UT. Dan penggantian tanggal tidak lagi pada jam 00:00 tetapi pada jam 18:00, sebagimana layaknya orang Jawa yang menyatakan bahwa (misal) hari Kamis Sore jam 18:00 adalah malam Jum'at/awal Jum'at). Atau biasa kita menyebut sabtu petang sebagai Malam Minggu. Yang lebih menitik beratkan pada faham tata waktu Jawa.
Struktur meridian tidak lagi dibelah menjadi dua arah tetapi menjadi satu arah mengikuti garis edar matahari dari kiri ke kanan, dimana posisi Greenwich (GMT) terletak pada -40* KUT dan posisi Indonesia/Jakarta menjadi -294* KUT di belakang merdian Ka'bah (Mekkah) atau 19 Jam dibelakang Ka'bah (selisih satu hari dibelakang garis waktu Ka'bah).
Pada saat di Mekkah melaksanakan Shalat Maghrib 18:30 GMT tanggal 1 Agustus, maka di Jakarta masih jam 22:30 malam GMT tanggal 31 Juli menjelang Subuh. Dengan demikian tidak lagi mendahului melakukan shalat maghrib untuk tanggal 1 Agustus.
Disadari bahwa memang sulit dipahami secara selintas tanpa membiasakan diri dengan dengan konversi waktu GMT ke KUT yang banyak dipakai oleh para orang tua Jawa dalam menunaikan ibadah Madhah. Adaptasi terhadap perubahan garis waktu dari jam 00:00 maju selama 6 jam ke jam 18:00 bukanlah persoalan yang gampang. Karena ini bukan lagi bersifat sekedar transformasi linear pergeseran meridian yang mengubah tatanan dunia yang telah mapan dan dipakai ratusan tahun. Tetapi lebih bersifat mengembalikan kepada fitrah alam dimana pergerakan alamiah adalah dari kanan ke kiri.
Kanan dikatakan sumbu positip dan kiri sumbu negatip. Yang oleh ilmu pengetahuan sampai sekarang diakui sebagai kebenaran haqiqi.
Lihatlah Thawaf berputar dari kanan kekiri, Bumi berputar dari kanan ke kiri (proyeksi tehadap matahari), Balap mobil, atletik maupun balap sepeda di velodrome semuanya berputar dari arah kanan kekiri. Ini semua bukan hanya kebetulan tetapi telah dipertimbangkan oleh para akhli (pemikir-pemikir) bahwa menentang fitrah alam adalah bentuk "pemberontakan" terhadap sesuatu yang Haq yg menentang energi metafisis.
kita dapat segera menyadari bahwa dalam beribadah bukan hanya sekedar ikut-ikutan atas aturan yang sudah ada, tetapi lebih menitik beratkan pada kebenaran yang Haq yaitu tidak mendahului seperti yang telah diriwayatkan oleh para ahli hadist / sunnah Rasul.

Thought Discovery Pusaran Energi Ka’bah (general review sebatas Sains dan agama )

Disclaimer!
Tulisan berikut 99% Asli merupakan potongan-potongan dari apa yang tertulis dibukunya Pak mustafa yang berjudul Pusaran Energi Ka’bah. Kalo pun ada beberapa kalimat yang nggak persis (parafrase), Kapital Letter, emphasis itu memang buatan saya sendiri dengan tujuan ‘mempersingkat bahasan™’ memper’indah’ kalimat, mempermudah pemahaman (bagi yang nilai IPAnya jeblok :mrgreen: ) serta memberi penekanan dengan (diusahakan) tanpa sedikitpun merubah makna yang terkandung.
Selanjutnya, tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk mencuri ide, apalagi piracy terhadap copyright buku tersebut. Hal ini saya lakukan dengan alasan untuk memberi kepuasan kepada para teman-teman yang malas :twisted: tidak memiliki kesempatan untuk membaca apalagi membeli buku tsb. Sekalian memenuhi janji dan menyelesaikan diskusi yang terlantar dengan pihak-pihak tertentu. Dan TIDAK sedikitpun secara langsung memberikan keuntungan finansial buat saya. SUMPAH™! deh pak… :mrgreen:
So, saya harap pihak Pak mustofa dan Padma Press dapat memakluminya. Secara buku yang saya gunakan adalah milik ayah saya pribadi, dan dibeli dengan uang halal sah.
Piece ~ ^^V
~ * ~
Pusaran Energi Ka’bah by Agus Mustofa
Photobucket
:: Pertanyaan sang mu’alaf
Sang mu’alaf bertanya kepada pak mustofa
Mualaf : “Pak, kenapa sih kita mesti pergi haji ke tanah suci?”
Pak Mustofa : (berfikir untuk menjawab pertanyaan tersebut secara ‘simple’ dengan harapan agar dapat menghindari diskusi yang panjang).
Namun setiap rencana jawaban simple tersebut ingin dilontarkan, sang Bapak tersadar bahwa jawaban tersebut bukannya akan menyelesaikan persoalan, malah akan menambah persoalan tersebut.
Sebagai contoh: salah satu rencana jawaban tersebut adalah “Saya berangkat haji adalah untuk memenuhi kewajiban yang diperintahkan Allah dan rasulnya”
Namun sebelum jawaban klise tersebut terlontar, ia ingat Firman Allah yang berbunyi:
“Tidak ada paksaan dalam beragama, karena sungguh telah jelan yang benar dari jalan yang sesat, …”
akhirnya Pak mustofa menyadari bahwa jawaban seperti itu tidaklah tepat. Hal ini dikarenakan adanya unsur indoktrinasi! yang seakan-akan memaksa orang untuk melaksanakan ibadah haji, padahal Allah mengajarkan untuk tidak ada paksaan dalam menjalankan Agama.
Kesimpulan akhirnya adalah, beliau menyadari bahwa memang belajar agama itu tidak bisa diringkas-ringkas, apalagi sepintas lalu. Musti dengan Kesungguhan yang sangat dan seumur hidup!
:: Islam Bukan Agama Dogma
Agama islam bukan sebagai dogma yang harus ditelan mentah-mentah. Masa depan generasi manusia ditentukan oleh dua hal: Agama dan ilmu pengetahuan.
Agama sebagai sumber etika dan sumber syariat yang memberikan tuntunan ke pada manusia tentang kehidupan sesungguhnya dibalik kematian. Sedang ilmu pengetahuan memberikan kaidah-kaidah empirik. Keberhasilan generasi mendatang terletak pada bagaimana mereka memahami kedua hal itu sebagai suatu pegangan yang bersifat interaktif dan komplementer.
Islam TIDAK BOLEH dikembangkan dengan PAKSAAN secara fisik maupun pemikiran.
:: Diskusi kecil dengan sang doktor fisika
Membahas tentang upaya Pak Mustafa yang menafsirkan Kandungan ayat al-Qur’an dari sisi ilmu pengetahuan. Sang doktor fisika menganggap perbuatan itu berbahaya. Karena katanya, ilmu pengetahuan adalah sebuah proses penemuan-penemuan yang relatif, empirik, dan terus berubah menuju penyempurnaan. Maka selanjutnya, jika menafsirkan Quran dari sudut ilmu pengetahuan modern, tidak akan pernah menemukan pemahaman final terhadap Al-quran.
Pernyataan tersebut dijawab oleh pak Mustafa dengan sebuah pertanyaan, “apakah ada penafsiran Quran yang kebenarannya sejauh ini bersifat mutlak? semutlak firman Allah?
Jawabannya, pasti tidak ada! Al-Quran memang mutlak kebenarannya, tetapi ketika ditafsirkan oleh seorang manusia menjadi relatif. Karena dalam sebuah penafsiran, apa yang kita kemukakan selalu bersifat relatif dan sangat dipengaruhi oleh latar belakang ilmu sang penafsir. Seorang ahli bahasa akan menafsirkan dengan dipengaruhi oleh kemampuan bahasanya, ahli fisika, biologi dan sebagainya juga dipengaruhi oleh ilmunya tersebut.
Apa yang mereka lakukan tak lebih dari upaya sebuah rekontruksi. Para penafsir berupaya untuk memahami “pikiran” Tuhan. Tetapi pak mustafa mengatakan bahwa dia berani bertaruh bahwa jangankan 100%, seperjuta persen aja rasanya tidak mungkin bagi manusia untuk bisa memahami “pikiran” Tuhan. Beliau juga menambahkan, “terlalu naif kalo ada yang mengatakan dan mengklaim, bahwa penafsirannya itu adalah seperti yang dimaksudkan Allah. Malah bisa terjerumus pada kemusyrikan.”
“Maka agaknya akan lebih baik kalo kita MENGHARGAI setiap penafsiran. Tentu saja penafsiran yang bermaksud baik dan yang memenuhi kaidah penafsiran yang baik dan benar,” lanjutnya.
Agama dan sains mentauhidkan Allah
Ada pertanyaan: “Bagaimana cara untuk memadukan pemahaman agama dan ilmu pengetahuan? Bisakah disingkronkan?
Pertanyaan tersebut dinyatakan sebagai sebuah kekeliruan yang sangat mendasar oleh pak mustafa. Karena dalam Al-Quran Allah tidak pernah membeda-bedakan, apalagi memisahkan antara syariat dan ilmu pengetahuan Kedua-duanya menyatu dalam informasi Al-Quran dalam konteks mentauhidkan Allah. Yaitu: memahami eksistensiNya, mengenalNya, berinteraksi dengan Dzat yang maha agung itu, dan akhirnya ‘bersatu’ dalam kebesarannya.
Hampir di setiap halaman Quran selalu ada informasi ilmu pengetahuan. Informasi pengetahuan tersebut bukan sekadar untuk mengembangkan ilmu itu sendiri, melainkan tujuan utamanya adalah mentauhidkan Allah.
Membeda-bedakan dan Memisahkan fakta yang ada disekitar kita tak lebih hanyalah pekerjaan manusia yang diakibatkan oleh keterbatasannya.Tidak ada beda antara agama dan ilmu pengetahuan, karena kedua-duanya adalah ayat-ayat Allah juga.
Hubungan antara keimanan yang berasal dari syariat dan ilmu pengetahuan yang bersifat empiris adalah dimana Al-quran menggambarkan secara garis besarnya, sedangkan sains memberikan penjabarannya. Namun tujuannya SANGAT jelas, bahwa lewat firmanNyaitu, Allah ingin menunjukkan kepada kita semua, bahwa Allah adalah Sang Pencipta yang Paling Sempurna.
Seluruh pendekatan yang bisa dilakukan -baik lewat syariat maupun sains untuk memahami eksistensi Allah itu sebenarnya akan bermuara pada hasil yang sama, yaitu kekaguman kita pada kebesaran dan keagungan Allah sang maha pencipta. Disini bukti, bahwa apapun yang kita lakukan ternyata telah membawa kita kepada Tauhidullah, yaitu proses meng-Esakan Allah SWT.
:: Rasul Muhammad Menangis Semalaman Menerima Wahyu ilmu Pengetahuan
(Qs Ali Imran: 190-191).
Kata kunci yang menuntun penafsiran dan memahami kenapa Rasulullah sampai menangis seperti itu,
1. Penciptaan langit dan bumi
Sebenarnya Allah sedang memberikan jalan yang luas pada hambaNya yang ingin memahami dan berkenalan dengan Allah Sangn Maha Pencipta. Bukankah Allah mengataka, kalo kita ingin mengenali Allah, maka kenalilah ciptaanNya. Dan salah satu ciptaannya adalah langit dan bumi.
Dalam memahami proses penciptaan langit dan bumi, tidak bisa HANYA berdasarkan informasi dari Al-Quran saja. Karena itu tidak memuaskan. biar bagaimanapun kita tetap harus melakukan pengamatan yang lebih mendalam tentang fakta yang tersebar di alam semesta ini. Harus yang bersifat empirik.
Semua data yang diperoleh harus bisa di uji dan dibuktikan. Walaupun nanati pada gilirannya tetap akan ada bagian-bagian yang harus disempurnakan secara ilmiah oleh generasi berikutnya, hal itu bukan menjadi soal.
… selanjutnya menjabarkan tentang bumi yang beredar pada porosnya dengan kecepatan tertentu, kaitannya dengan planet-planet, tatasurya, dll (teori fisika dasar tentang ‘tata surya’ lengkap dengan perhitungannya)
Lalu membahas tentang teori Big bang sebagai awal tercipta alam semesta, yang didasarkan pada QS. Al Anbiyaa: 30. yang menjelaskan bahwa ‘alam ini mengembang.’ melalui penjelasan ‘keterkaitan’ antara matahari dan planet-planetnya dalam tata surya, setiap 100 miliar bintang (yang salah satunya bintang “matahari”) membentuk gugusan yang disebut galaksi, galaksi-galaksi membentuk superkluster, sampai seterusnya… (yang sampai saat ini belum terdeteksi batasnya).
Bahkan ada pernyataan menarik tentang bintang-bintang diangkasa. Bintang-bintang yang bertaburan itu jaraknya sangat beragam, mulai dari yang jaraknya 8 menit cahaya, 8 tahun cahaya, samapi yang 10 miliar tahun cahaya.
Sekarang, coba lihat ke arah matahari dari tempat anda dimanapun berada (dengan catatan anda membaca tulisan ini siang hari :mrgreen: )
lalu, pernah kah anda mengira bahwa matahari yang anda lihat barusan adalah matahari 8 menit yang lalu?
atau, saat melihat bintang yang berjarak 8 tahun cahaya. Bintang yang kita lihat itu bukan bintang saat kita melihatnya. Tapi bintang 8 tahun yang lalu!
Jadi, kalo pada satu malam kita sedang mengamati langit, sebenarnya kita bukan melihat langit malam itu saja. Tapi, secara bersamaan kita melihat langit saat itu, langit 1 jam yang lalu, langit 1 tahun yang lalu, bahkan langit 10 miliar tahun yang lalu…! Masya Allah, betapa kita jadi aneh dengan alam kita sendiri.
Pernyataan tersebut didasari oleh teori “kecepatan cahaya”.
2. Pergantian siang dan malam
Menjelaskan bagaimana seandainya bumi ini siang terus-terusan, atau malam terus-terusan.
3. Tanda-tanda kebesaran Allah
4. Selalu berfikir tentang Allah
5. Tidak ada yang sia-sia
6. Maha Suci Allah
7. Hindarkan dari api neraka
:: Beragama dengan Terpaksa: PERCUMA!
Kapan kita merasa terbelenggu? Mungkin kita sedang sibuk bekerja, lantas terdengar kumandang adzan. Banyak diantara kita yang barangkali berfikir “Ah, nanti saja, sekarang masih sibuk… Pikiran ini sebenarnya, secara tidak langsung menyatakan bahwa salat itu bukanlah sebuah kerinduan untuk menjalaninya. Melainkan kewajiban yang ‘membelenggu’ aktifitas dan keasyikan kita. “Ah, shalat ini merepotkan saja,” barangkali begitu kalau dinyatakan dengan vulgar. :twisted:
sumber :
http://kesuma4211.wordpress.com

Senin, 06 Desember 2010

AL BRAJ AL-BAIT Tower "Calon" MMT Insha Allah,

AL BRAJ AL-BAIT  
Tower "Calon" MMT Insha Allah,




 The Abraj Al-Bait Towers atau juga dikenal sebagai The Mecca Royal Clock Tower / Jam Mekkah Hotel Tower, adalah sebuah kompleks pembangunan di Mekkah, Arab Saudi yg digarap oleh Saudi Binladin Group. Setelah selesai, menara tertinggi di kompleks tersebut akan berdiri sebagai bangunan tertinggi di Arab Saudi, sekaligus juga Merupakan Hotel tertinggi dan terbesar di dunia, dengan ketinggian 601 m.
Bangunan ini akan memiliki struktur luas terbesar di dunia yaitu sekitar 1.500.000 m2. Ini sama seperti Terminal 3 di Bandar Udara Internasional Dubai, Uni Emirat Arab yang juga sedang dibangun. Bangunan ini juga akan menjadi Hotel Tertinggi yang melampaui Emirates Park Towers di Dubai sebagai Hotel tertinggi di dunia sekarang. Seluruh proyek ini diperkirakan akan selesai pada musim gugur 2011. Situs kompleks tersebut terletak di seberang jalan ke selatan dari pintu masuk ke Masjid al Haram, Baitullah, situs yang merupakan tempat paling suci Umat Islam.
Abraj Al-Bait Towers akan memiliki ruang Shalat besar yang mampu menampung hampir sepuluh Ribu orang, ini sebagai upaya Untuk menampung jamaah yang mengunjungi Ka'bah, . Menara tertinggi di kompleks tersebut akan dijadikan sebuah Hotel berbintang tujuh yang akan menampung lima juta orang pengunjung yang berwisata ke Mekah setiap tahun untuk haji.
Selain itu, Abraj Al-Bait Towers akan memiliki pusat perbelanjaan bertingkat empat dan tempat parkir yang mampu menampung lebih dari seribu kendaraan. Selain itu Residential towers  yang diperuntukan sebagai Apartement Permanent ini mempunya 2 Heli Pad dan Konfrence Center untuk mengakomodasi Bisnis Traveler. Secara keseluruhan, menara ini akan menampung sekitar 100. 000 orang.
Tower ini akan memasang 4 Jam di setiap sisi menara hotel dengan ukuran 43 × 43 m diketinggian 450 m. Ini merupakan Jam terbesar di dunia. Atap jam terletak 530 m di atas tanah, ini merupakan jam yang paling tinggi di dunia. Selain itu diatas jam itu akan dibangun menara setinggi 71 m yang menjadikan tinggi gedung ini mencapai 601 m - Setelaj selesai nanti gedung ini akan menjadi bangunan Tertinggi Kedua Di dunia setelah Burj Al Khalifa Dubai yang telah diresmikan Januari Lalu.
Berikut adalah Data 7 Tower yang berdiri Megah di samping Masjidil Haram itu,.


    * Hotel Tower (601 m)
    * Hajar Towet (260 m),
    * ZamZam Tower (260 m)
    * Maqam Tower (250 m),
    * Qibla Tower (250 m),
    * Marwah Tower (240 m)
    * Safa Tower (240 m)




AL BRAJ AL-BAIT  
Tower "Calon" MMT Insha Allah,
http://en.wikipedia.org/wiki/Abraj_Al_Bait_Towers

Makkah Sebagai Pusat Bumi

Makkah Sebagai Pusat Bumi! (bag.02)


Makkah tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan. Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas). Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk ‘bukit’. Dan bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka’bah (kiblat). Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi. Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran dari tempat ini. Jadi, ini adalah tempat yang paling tua di dunia.

Adakah hadits yang nabawi yang menunjukkan fakta yang mengejutkan ini?
Jawaban adalah ya. Nabi bersabda, ‘Ka’bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas.’ Dan ini didukung oleh fakta tersebut.
Menjadi tempat yang pertama diciptakan itu menambah sisi spiritual tempat tersebut. Juga, yang mengatakan nabi yang tempat di dalam dahulu kala dari waktu menyelam di dalam air dan siapa yang mengatakan kepada dia bahwa Ka’bah adalah pemenang pertama yang untuk dibangun atas potongan dari ini tempat seperti yang didukung oleh studi dari basalt mengayun-ayun di Makkah?

Makkah Pusat Bumi
Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).
Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.

Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.

Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut:
"Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya.."(asy-Syura: 7)
"Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia.........."(al maidah : 97)

Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain

Makkah atau Greenwich
Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.
Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.

Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit
Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, 

‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33)

Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi) .
Nabi bersabda, ‘Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.’
 Thawaf di Sekitar Makkah
Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka’bah, maka ia memulai dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.
Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.
Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.

Oleh Dr. Mohamad Daudah
www.eramuslim.com

YUSUF AL QARDAWI DUKUNG MMT GANTI GMT

USUF AL QARDAWI DUKUNG MMT GANTI GMT

Ilmuwan Muslim dan Ulama menyerukan untuk Segera Mengganti  GMT dengan MMT (Makkah Mean Time), dengan alasan bahwa kota Saudi merupakan pusat sejati dari Bumi DAN merupakan arah semua umat Islam ketika mereka melakukan Salat setiap harinya.
SERUAN INI dikeluarkan pada Konferensi yang diselenggarakan di Qatar dengan tajuk: Mekah, Pusat Bumi secara Teori dan Kenyataan.
Seorang Ahli Geologi mengatakan bahwa tidak seperti halnya bujur lain, Mekah memang tereletak di dalam posisi sempurna ke utara magnetik. Ia mengatakan Inggris memberlakukan GMT pada seluruh dunia ketika kekuatan kolonial Ingris masih berkibar, dan sudah saatnya berubah.
Seorang Ulama terkemuka, Sheikh Youssef al-Qaradawy, mengatakan sains modern telah memberikan bukti-bukti terakhir bahwa Mekah merupakan pusat sejati dari Bumi, sebagai bukti, adalah dengan adanya "kiblat" yang merupakan Arah semua Muslim ketika mereka berdoa.

BBC NEWS
http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/7359258.stm